Lutung Kasarung
Alkisah,
di daerah Jawa Barat terdapat seorang raja yang arif dan bijaksana. Ia bernama
Prabu Tapa Agung yang bertahta di kerajaan Pasir Batang. Sang Prabu memiliki
tujuh orang putri yang cantik jelita, dari ketujuh putri lima diantara mereka
telah dipersunting dan menjadi permaisuri di kerajaan lain. Kini tinggal
Purbararang dan Purbasari yang belum dipersunting, namun purbararang sudah
memiliki tunangan yang gagah dan tampan, bernama Raden Indrajaya ia adalah
putra dari seorang mentri kerajaan.
Dalam
beberapa hari terakhir Prabu Tapa Agung terlihat sering duduk termenung
sendirian diatas singgasananya, seperti ada masalah yang membebani pkiranya.
Melihat hal itu sang permaisuri mencoba menghibur dan membujuknya.
Permaisuri : “ Kanda sudah beberapa hari ini kanda
terkihat murung, apa yang Kanda pikirkan?
Bicaralah kanda siapa tahu dinda dapat membantu.”
Prabu : “ Kanda sudah semakin tua Dinda, Kanda tidak
dapat lagi melaksanakan tugas kerajaan dengan baik, Kanda ingin turun tahta,
tapi Kanda bingung Dinda.”
Permaisuri : “ Bingung kenapa Kanda, Katakanlah
Kepaa Dinda.”
Prabu : “ Aku bingung siapa yang pantas
menggantikan Ku Dinda diantara kedua putri kita.”
Permaisuri : “ Kalau begitu kenapa tidak memilih
Purbararang saja Kanda, Bukankah Hukum disini yang pantas menggantikan Kanda
adalah putri tertua?”
Prabu :
“ Dinda aku merasa putri sulungku itu belum pantas menggantikanku.”
Permaisuri : “Kenapa belum pantas? Adakah hal yang
membuatnya belum pantas kanda?”
Prabu : “Sifatnya yang sombong angkuh
dan licik yang membuatnya belum pantas dan juga Ia sering mengambil keputusan
tanpa memikirkan akibatnya, sehingga menimbulkan kekacauan.
Permaisuri :
“Lalu, bagaimana menurut Kanda, jika Purbasari yang menggantikan?”
Prabu : “Aku juga berpikir akan
lebih baik jika Purbasari yang menggantikanku karena sifatnya yang arif, baik
hati dan bijaksana” (sambil duduk)
Permaisuri : “Kalau itu menjadi keputusan Kanda
Dinda ikut setuju, kalau Purbasari yang akan menggantikan Kanda” (berdiri dari
duduk bersama Prabu dan meninggalkan tempat tersebut)
Purbararang :
(bersembunyi dan mendengarkan pembicaraan Prabu dan Permaisuri)
“Ini semua tidak adil, yang pantas menjadi
pengganti Ayahanda adalah aku. Purbasari tidak pantas menggantikan Ayahanda,
aku harus menemui Indrajaya. Dia harus tau ini semua” (Keluar dari
persembunyian dan menemui Indrajaya)
Setelah mengetahui ini semua, Purbararang pun
menyampaikan hal itu pada Indrajaya.
Indrajaya : “Kanda, Ayahandaku telah pilih kasih,
Ia lebih memilih Purbasari untuk menjadi Ratu, padahal Dinda adalah putri
tertua.” (marah)
Indrajaya :” Dinda, hal ini tidak boleh di
biarkan! Dindalah yang semestinya menjadi ratu!” (berkata tegas)
Purbararang :
“Apa yang harus kita lakukan Kanda?”
Indrajaya :
“Kita harus menyingkiekan adikmu yang tidak tau diri itu!” (berpikir licik)
Purbararang :
“Bagaimana caranya Kanda?”
Indrajaya :
“Kita gunakan sihir saja.”
Purbararang : “Baiklah Kanda, kalau itu bisa membuatku
menjadi ratu dan menguasai negeri ini.”
Putti Purbararang
dan tunanganya memutuskan untuk mendatangi seorang dukun sakti bernama Nyi
Ronde.
Purbararang & Indrajaya:” Permisi Nyi.
(melihat kekanan dan kekiri tempat dukun sakti itu.”
Nyi Ronde :
“Silahkan masuk, duduklah anak muda!”
Purbararang & Indrajaya : “Baik Nyi.”
Nyi
Ronde : “Anak
muda, apa maksud kedatangan kalian kemari?” (sambil komat-kamit membaca mantra)
Indrajaya : “Maksud.
Kedatangan kami adalah untuk meminta bantuan Nyi Ronde.”
Nyi Ronde : “Bantuan sperti apa yang kalian
mau?”
Purbararang :” Aku ingin Nyi
Ronde menyihir adik ku Purbasari, agar iIa tidak naik tahta menjadi ratu!”
Nyi Ronde
:” Baiklah, akan aku turuti permintaan mu.”
Purbararang & Indrajaya : “Terimakasih Nyi.”
Nyi
Ronde : “Sama-sama
anak muda, tapi ingat! Kalian harus memberi upeti kepada Nyai yang lebih kalau
kalian mau sihir itu berhasil!”
Purbararang :” Baik Nyi, semua
permintaan Nyai akan saya turuti. Berapapun yang Nyi Ronde minta akan ku beri.”
Nyi
Ronde : “Ha
ha ha, karena itu sudah menjadi kewajiban kalian anak muda.” (tertawa)
Purbararang & Indrajaya : “Kalau begitu kita pamit Nyi.”
Nyi Ronde :”Iya, silahkan, ha ha ha.” (sambil
membaca mantra)
Akhirnya sihirku telah sampai ke Purbasari,
tak lama lagi Ia pasti akan mengidap penyakit aneh ha ha ha.”
Beberapa
hari kemudian, istana Pasir Batng digemparkan dengan adanya penyakit aneh yang
tiba-tiba menyerang Purbasari. Seluruh tubuhnya terasa sangat gatal dan di
penuhi bintik-bintik hitam. Hal ini membuat sang prabu terkejut melihat keadaan
sang putri kesayangannya.
Purbasari :
“Ayahanda, mengapa tubuhku terasa gatal sekali, dan muncul bintik hitam?”
Prabu : “Purbasari
Putriku, kenapa tubuhmu seperti ini, duduklah di sisni Putiku Ayahanda akan
memanggil tabib istana untuk mengobatimu, Semoga mereka dapat menyembuhkan mu.”
Di panggil lah para tabib istana untuk
menyembuhkan penyakit Purbasari.
Prabu : “tabib, kau ku panggil untuk
mengobati putriku. Sembuhkanlah putriku ini dari penyakitnya!”
Tabib 1 : “Baik baginda raja, hamba akan
mengobati putri.”(di lihat dan mencoba tuk (menyembuhkan putri)
Prabu : “Tabib, penyakit apa yang
menyerang putriku Purbasari?”
Tabib 1 : “Maafkan hamba baginda raja, hamba
tidak tau penyakit apa yang di derita sang putri.”
Prabu : “apakah kau bisa
menyembuhkannya?”
Tabib 1 : “Hamba memohon beribu-ribu maaf
baginda, karena hamba tidak dapat menyembuhkan putri.”
Prabu : “Tabib bagaiman dengan kau
apakah kau bisa menyembuhkan putriku?”
Tabib : “Akan hamba coba baginda.”
(memandang putri dan membaca doa)
Prabu : “Tabib, kenapa kau lama sekali?
Apa yang terjadi dengan putriku?”
Tabib : “Maaf, baginda raja Saya pun
tidak mengetahui apa penyakit sang putri.”
Prabu : “Lalu, apa kau bisa
mengobatinya?”
Tabib : “Maaf baginda, hamba pun tidak
dapat mengobati karena penyakit sang putri sangatlah aneh, dan tidak pernah
terjadi sebelumnya.”
Sementara itu, Purbararang tidak menyia-nyiakan
kesempatan itu.
Purbararang : “Ayahanda, apa setidaknya putri Purbasari
itu di asingkan ke tempat yang jauh dari istana, karena bisa saja penyakitnya
itu menular ke seantero kerajaan, mungkin penyakinya juga diakibatkan karena
tidak menuruti hukum adat kerajaan ini, maka para leluhurpun murka dan mengutuk
Purbasari, jangan-jangan sebentar lagi kerajaan ini akan di kutuk juga?”
(menuduh dan Melirik melihat Purbasari dengan pandangan yang tidak enak)
Prabu : “Mungkin yang Kau katakan itu
benar, jika ini adalah kutukan dari para leluhurmaka aku akan mengasingkan
Purbasari ke hutan agar kerajaan bebas dari kutukan.” (terbujuk oleh perkataan
Purbararang)
Purbasari : “Ayahanda, jika itu memang keputusan
Mu, aku akan menurutinya.”
Keesokan harinya,
sang prabu memerintah patihnya untuk mengantar putri Purbasari dihutan, sang
patih menasihati purbasari.
Patih : “Tabahkanlah hatimu Tuan
putri. Cobaan ini akan segera berakhir . semoga Tuhan yang maha kuasa seantiasa
melindungi Mu. Paman akan sering datang kemari untuk mengantarkan makanan dan
minuman untuk Mu Putri.”
Purbasari : “Terimakasih Paman, nasehat Paman
membuat hati Purbasari menjadi lebih tenang.”
Patih : “Kalau begitu, hamba pamit
Putri.”
Purbasari : “Iya, paman hati-hati di jalan.”
Sejak saat itu, putri
Purbasari tinggal seorang diri di tengah hutan. Untuk menghibur diri, Ia pun
jalan-jalan di sekitar pondok. Melihat pemandangan bersenda gurau dengan
hewan-hewan yang ada di sana. Tak heran banyak hewan yang menjadi temannya.
mereka sering membantu putri mencari buah di hutan.
Suatu
hari, saat putri tengah jalan-jalan di sekitar pondok untuk mencari
buah-buahan, sepasang mata tengah memperhatikannya tanpa di sadari ternyata
seekor lutung. Lutung pun mendekati Purbasari seketika itu putri takut,
terkejut dan melangkah menjauh dari lutung itu.
Purbasari : “Ampun, lutung. Jangan ganggu Aku.”
Lutung : “Jangan takut tuan putri. Aku tak
akan mengganggu Mu”
Purbasari : “Kau bisa bicara lutung?”
Lutung : “Iya, Aku bisa bicara.”
Purbasari : “Sebenarnya kau siapa? Dan darimana
asal Mu?”
Lutung : “Aku Guramida, putra sunan Ambu
dari kahyangan. Aku telah melakukan kesalahan sehingga di buangke bumi dengan
bentuk seperti ini. kalau boleh Aku tahu Siapa kamu, dan dari mana asal Mu?”
Mendengar hal itu,
hati purbasari menjadi tenag. Ia tersenyum, memperkenal diri dan menceritakan
asal usulnya. Merasa senasib, akhirnya merekapun berteman.
Sejak saat itu,
Purbasari memanggil si lutung dengan sebutan lutung kasarung. Kemana pun putri pergi lutung selalu menemaninya
bahkan Ia sering memetikan buah untuk putri Purbasari.
Purbasari : “Aku Purbasari, Aku putri seorangraja
yang bernama Prabu Tapa Agung yang bertahta di Kerajaan Pasir.”
Lutung : “Lalu, kenapa kau tinggal du hutan
seorang diri?”
Purbasari : “Aku terkena penyakit yang aneh,
sehingga di istana mengira Aku terkena kutukan karena di istana takut terkena
penyakit seperti Aku maka aku di asingkan di hutan ini.”
Pada
saat malam bulan purnama, secara diam-diam Lutung kasarung pergi di suatu
tempat yang sangat sepi, Ia memohon kepada Tuhan agar penyakit Purbasari
sembuh.
Lutung : (bersemedi) “Tuhan Aku ohon kepada
Mu, tolong sembuhkanlah penyakit Purbasari.”
Beberapa
saat kemudian, doa lutung kasarung di kabulkan tanah di sekitar tempat Ia
bersemedi tiba-tiba menjadi telaga kecil airnya sangat jernih, harum dan
mengandung obat kulit yang sangat mujarab.
Lutung : “Terima kasi Tuhan, kau telah
mengabulkan doa Hamba.”
Esok harinya ia
menemui Purbasari dan memintanya untuk mandi di telaga kecil itu.
Purbasari : “Hai, lutung kenapa kau membawa Ku
kemari?”
Lutung : “Berceburlah dan mandilah di
telaga ini. Niscaya penyakit Mu akan sembuh karena air di telaga ini mengandung
obat kulit yang sangat mujarab.”
Purbasari : “Baiklah lutung, Aku akan mandi di
sini.”
Sungguh
ajaib tak berapa lama bintik-bintik hitam dikulitnya hilang tanpa meninggalkan
bekas.rasa gatal pun tak lagi Ia rasakan.Kulitnya kembali halus dan menjadi
cantik seperti sedia kala. Ia sangat heran sekaligus senang dengan apa yang Ia
alami.
Purbasari :
“Terimakasih, Tung! Engkau telah menyembuhkan penyakitku”
(heran sambil melihat seluruh tubuhnya)
Lutung : “Putri, terimakasih
pada Tuhan. Karena
hanya Tuhan yang bisa melakukannya, bukan aku”
Sejak itu, Purbasari semakin senang dan sayang kepada
Lutung Kasarung. Ia pun makin betah tinggal di hutan itu bersamanya dan hewan
lainnya. Hatinya sudah menyatu dengan kehidupan di alam bebas dan melupakan
kehidupan istana yang seing membelenggunya, terlebih lagi keberadaan kakak
sulungnya, Purbararang.
Purbasari :
“Tung, aku senang dengan kehidupanku saat ini. Aku betah hidup di hutan ini
bersamamu. (senang)
Lutung :
“Begitu pula dengan aku Tuan Putri. Hamba juga betah tinggal di sini”
Suatu hari, Patih Uwak Batara Lengser dating ke hutan
untuk melihat kondisi Putri Purbasari. Alangkah terkejutnya ia melihat sang
putri sudah sembuh, lalu Patih mengajaknya pulang ke istana.
Patih :
(terkejut) “Ampun Tuan Putri! Sesuai dengan pesan Sang Prabu, Tuan Putri
diminta kembali ke istana.”
Purbasari : “Paman, aku tidak akan kembali, aku
sudah nyaman di sini”
Lutung :
“Pulanglah Putri, pasti orang-orang di sana merindukanmu sekaligus khawatir
dengan kondisimu.”
Purbasari :
“Baiklah Paman! Aku bersedia kembali ke istana. Tetapi Lutung juga harus ikut,
dialah yang telah menyembuhkan penyakitku”
Patih :
“Baiklah Tuan Putri! Paman kira Sang Prabu akan merasa senang jika Tuan Putri
mengajak Lutung Kasarung yang baik hati itu ke istana”
Setiba di istana mereka disambut gembira oleh seluruh
keluarga istana, kecuali Purbararang dan Indrajaya karena merasa posisi mereka
terancam. Menyadari keadaan itu ia pun membujuk Ayahandanya agar mengadakan
sayembara.
Purbararang :
“Ampun Ayahanda! Nanda keberatan bila Putri Purbasari yang dinobatkan menjadi
Ratu. Supaya adil, sebaiknya diadakan sayembara. Pemenangnya akan menerima
tampuk kerajaan. Sedangkan yang kalah akan menerima hukuman pancung”
Prabu : “Baiklah aku terima
permintaanmu Putri Purbararang”
Dalam sayembara tersebut Purbararang menantang
Purbasari untuk mengikuti 2 perlombaan. Yaitu lomba masak dan lomba panjang
rambut.
Purbararang :
“Dalam sayembara tersebut ada 2 perlombaan yang harus diikuti oleh Putri
Purbasari. Yaitu lomba memasak dan lomba panjang rambut. Apakah kau bersedia
melakukannya Putri Purbasari?”
Purbasari : “Aku bersedia melakukannya karena
permintaan Ayahanda”
Lutung : “Jangan khawatir Tuan
Putri, aku akan selalu membantumu”
Purbasari : “Terimakasih Lutung”
Pada hari yang telah ditentukan, seluruh rakyat
berkumpul di halaman untuk menyaksikan sayembara itu. Selang beberapa waktu ke
2 putri tersebut memasuki arena lomba. Wasit pun memulai perlombaan dan membaca
aturan penilaian lomba.
Wasit :
“Saya di sini sebagai wasit dan saya akan membacakan aturan dalam perlombaan
ini”
Purbararang : “Cepat, kau bacakan saja aturannya”
Wasit :
“Baik Tuan Putri Purbararang. Perlombaan yang pertama adalah memasak secepat
mungkin dengan hasil masakan yang lezat”
Purbararang : “Hanya itu saja wasit?”
Wasit :
“Iya Tuan Putri. Kalau begitu marilah kita mulai lomba lomba sekarang juga”
(membunyikan gong tanda lomba dimulai)
Purbararang : (memasak dengan cepat) “Aku pasti akan
menjadi pemenangnya”
Purbasari :
(panik) “Bagaimana ini. Kakakku Purbararang hampir selesai, bisa-bisa dia
menjadi pemenangnya”
Melihat hal itu Lutung Kasarung segera mengeluarkan
kesaktiannya. Ia memanggil beberapa bidadari agar turun dari kahyangan untuk
membantu Purbasari tanpa diketahui oleh seseorang.
Lutung :
“Hai kau bidadari! Tolong kau bantu Tuan Putri Purbasari agar menjadi pemenang.
(sambil komat-kamit membaca mantra)
Bidadari :
“Baik Lutung, aku akan membantu
Tuan Putri. Pasti dia akan menjadi pemenangnya. (membaca mantra). Jadilah
masakan Tuan Putri Purbasari”
Berkat bantuan bidadari, Purbasari dapat menyelesaikan
masakannya terlebih dahulu dan rasanya pun lebih lezat. Ia dinyatakan sebagai
pemenanng dalam lomba pertama.
Perlombaan kedua dimulai. Wasit pun membacakan aturan
dalam perlombaan tersebut, yaitu lomba panjang rambut. Putri Purbararang merasa
tak mau kalah lagi oleh adiknya. Dengan percaya diri Ia melepaskan sanggulnya,
rambutnya yang hitam dan lebat pun terurai hingga pertengahan betis.
Wasit :
“Perlombaan kedua akan segera saya mulai, yaitu lomba panjang rambut. Bagi
siapa yang rambutnya paling panjang maka itulah yang menjadi pemenangnya dalam
perlombaan ke-2. Perlombaan dimulai” (gong dibunyikan)
Purbararang :
“Ayo Purbasari lepaskanlah sanggulmu! Kali ini kau tidak akan mampu
mengalahkanku”
Mendengar hal itu, Purbasari hanya bisa diam
tertunduk. Dia merasa kurang percaya diri karena rambutnya hanya sebatas
punggung.
Purbasari : “Aku pasti kalah” (berbicara pelan)
Lutung : “Kenapa diam saja
wahai Tuan Putri?”
Purbasari :
“Lutung, kali ini aku pasti kalah. Rambutku lebih pendek, tidak sampai di punggungku”
Lutung :
“Tenang Tuan Putri! Aku akan memanggil bidadari untuk menyambung rambutmu”
Sesaat setelah Lutung Kasarung membaca mantra untuk
mendatangkan bidadari.
Lutung : “Bidadari kau aku panggil untuk menyambung rambut
Tuan Putri agar memenangkan lomba ini”
Bidadari : “Baik Lutung, akan aku kerjakan.
(membaca mantra) Buatlah rambut Tuan Putri menjadi panjang”
Seketika Purbasari melepas sanggulnya, terurailah rambut yang
hitam berkilau, halus bagaikan sutra dan terurailah sampai punggungnya melihat
hal itu Purbararang menjadi malu dan terpukul karena kembali di kalahkan oleh
adiknya, ia tak kehabisan akal dan membujuk ayahandanya untuk melakukan satu
perlombaan lagi yaitu perlombaan ketampanan calon suami.
Purbararang : “Jika purbasari masih mampu melakukan
perlombaan ini aku akan menerima kekalahan ku dan bersedia untuk di hukum
pancung.”
Purbasari :
“Aku bersedia.”
Prabu :
“Baiklah, silahkan lanjutkan sayembara ini.”
Pelombaan pun
dimulai dengan bangga purbararang masuk kearea perlombaan sambil menggandeng
tangan tunangannya.
Purbararang : “Wahai seluruh rakyat Pasir Batang,
lihatlah ketampanan dan kegagahan tunanganku Indrajaya. Akulah yang akan
menjadi ratu negeri ini karena tak seorang pun yang mampu mengalahkan
ketampanan tunanganku.”
Nyi Ronde : “Benar kata Mu Purbararang, kau pasti
menjadi pemenangnya karena pasangan mu lebih tampan dari pada pasangan
Purbasari.”
Tidak hanya Nyi
Ronde semua orang yang ada di sana mengakui itu dan beranggapan Purbasari akan
kalah karena Purbasari belum menunjukan calon suaminya, sampai akhirnya Ia
masuk sambil menarik Lutung kasarung.
Purbasari :
“Ya inilah calon suamiku,
ya
inilah calon suamiku.”
Purbararang : “hai Purbasari! Apakah tak ada lagi calon
suami yang lebih jelek dari lutung itu.”
(sambil tertawa)
Indrajaya :
“Hehehe, iya benar. Apa tidak ada lagi lelaki selain lutung itu?”
Purbasari :
“Tidak ada, Dialah calon suamiku.”
Mendengar hal itu,
lutung tersinggung dan marah Dia tidak terima Purbasari di pandang rendah
seperti itu, dengan kesaktianya Ia memohon kepada Tuhan agar wujudnya di
kembalikan seperti semula.
Lutung : “Aku tidak terima kau remehkan
seperti itu, Tuhan kembalikan wujudku seperti semula.” (marah dan membaca
mantra)
Seketika itu,
Lutung kembali seperti semula menjadi laki-laki yang tampan dan gagah. Semua
orang pun tercengang melihat ketampanan Lutung Kasarung. Akhirnya Purbasari lah
yang menjadi pemenang.
Wasit : “Dengan ini saya umumkan, bahwa
yang menjadi pemenangnya adalah.....
Purbasari.”
Warga : “Wah itu pantas karena calon
suami Purbasari amat tampan dan gagah.”
Wasit : “Dengan itu, Purbararang dan
Indrajaya harus menerima hukumanya yaitu di pancung. “
Purbararang : “Baik kita terima kekalahan kita.”
Indrajaya : “Baik kita terima kekalahan kita.”
Purbasari : “Kalian jangan begitu, aku telah
memaafkan kalian. Maka kalian tidak perlu menerima hukuman” (berkata dengan
bijak)
Purbararang : “Apakah perkataanmu betul?”
Purbasari : “Iya Kakak, ini benar”
Purbararang :
“Kalau begitu, maafkan kami yang telah banyak membuat kesalahan padamu”
Indrajaya :
“Kalau begitu, maafkan kami yang telah banyak membuat kesalahan padamu”
Purbasari : “Iya, aku sudah maafkan kalian”
Akhirnya mereka semua hidup bahagia, dan kehidupan
istana pun menjadi damai dan sejahtera.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Betfair.lv | Deposit bonus up to $500 - Dr.MCD
BalasHapusBetfair.lv, or you can call 서산 출장안마 them on (866)317-2211, they offer more in-play betting opportunities, as well as 거제 출장마사지 free 전주 출장안마 bet promotions 경상북도 출장마사지 and free 원주 출장안마 spins.